Thursday, May 8, 2014

Empat Pengaruh Buruk Kartu Kredit

Revolusi plastik, ini yang sedang terjadi di dunia. Masyarakat sekarang menggemari transaksi dengan menggunakan kartu kredit dibandingkan uang secara fisik.
Gejala the cashless society --sebuah dunia tanpa uang tunai-- sedang mengglobal. Di seluruh Afrika, saat ini para pedagang menerima uang dengan menggunakan ponsel. Pembeli mentransfer sejumlah uang tertentu ke nomor rekening pedagang.

Namun, alternatif pembayaran yang paling digemari dunia saat ini adalah kartu kredit. Di Amerika Serikat, pada 1970, hanya ada 20 persen orang dewasa yang menggunakan kartu kredit. Saat ini, hampir 80 persen orang dewasa AS mempunyai kartu kredit.

Logika kartu kredit cukup sederhana. Dengan kartu kredit, seseorang menarik keuntungan masa depan untuk hari ini. Berbeda dengan tabungan, seseorang menyimpan pendapatan hari ini untuk masa depan.

Kartu kredit dapat menjadi masalah ketika konsumen menghabiskan proyeksi keuntungan lebih banyak daripada pendapatan mereka. Orang-orang berpenghasilan rendah, konsumen yang emosional, dan buruk dalam perhitungan, bisa terjebak dalam masalah kartu kredit.

Berikut tiga masalah umum yang sering ditemui pengguna kartu kredit seperti dilansir Businessinsider, Jumat 14 Juni 2013:

1. Kartu kredit membuat Anda tidak bertanggung jawab
Ciri khas kartu kredit adalah bank penerbit memberikan keleluasaan kepada konsumen untuk membeli barang. Cukup keluarkan kartu sakti Anda, gesek, selesai. Ini sangat mudah untuk membeli apa pun yang diinginkan. Terlalu mudah, sehingga lupa telah melewati limit kemampuan finansial.

Penelitian menunjukkan, orang yang memiliki kartu kredit lebih mudah membelanjakan barang di toko, ataupun restoran. Apalagi ditambah dengan promosi-promosi tertentu dan fasilitas cicilan.

2. Kartu kredit membuat Anda pelupa


Profesor Dilip Soman dari University of Colorado, menyatakan kartu kredit menciptakan ilusi likuiditas yang membuat konsumen bingung terkait kemampuan untuk menghabiskan uang. Para konsumen cenderung lebih memilih membeli item tambahan yang tidak diperlukan ketika sadar akan membayar dengan kartu kredit.

3. Kartu kredit membuat Anda gemuk


Hampir mirip dengan nomor dua, riset menunjukkan berbelanja dengan uang tunai membuat Anda lebih mawas diri. Sementara itu, kartu kredit melemahkan kontrol. Namun, konsumen cenderung membeli produk makanan yang tidak sehat, ketika mereka membayar dengan kartu kredit daripada ketika mereka membayar tunai. Kartu kredit melemahkan pertimbangan konsumen dengan cara yang lebih halus.

4. Kartu kredit berikan ilusi kehidupan


Saat ini, bank penerbit gencar untuk mengizinkan keluarga berpenghasilan rendah untuk mendapatkan kartu kredit di atas pendapatan mereka, sehingga memungkinkan mereka untuk hidup lebih nyaman. Tetapi, itu semua hanya ilusi. Di balik semua itu, masyarakat berpenghasilan rendah dituntut untuk membayar bunga mahal.

No comments:

Post a Comment