Revolusi plastik, ini yang sedang terjadi di dunia. Masyarakat sekarang
menggemari transaksi dengan menggunakan kartu kredit dibandingkan uang
secara fisik.
Gejala the cashless society --sebuah dunia tanpa uang
tunai-- sedang mengglobal. Di seluruh Afrika, saat ini para pedagang
menerima uang dengan menggunakan ponsel. Pembeli mentransfer sejumlah
uang tertentu ke nomor rekening pedagang.
Namun, alternatif
pembayaran yang paling digemari dunia saat ini adalah kartu kredit. Di
Amerika Serikat, pada 1970, hanya ada 20 persen orang dewasa yang
menggunakan kartu kredit. Saat ini, hampir 80 persen orang dewasa AS
mempunyai kartu kredit.
Logika kartu kredit cukup sederhana.
Dengan kartu kredit, seseorang menarik keuntungan masa depan untuk hari
ini. Berbeda dengan tabungan, seseorang menyimpan pendapatan hari ini
untuk masa depan.
Kartu kredit dapat menjadi masalah ketika
konsumen menghabiskan proyeksi keuntungan lebih banyak daripada
pendapatan mereka. Orang-orang berpenghasilan rendah, konsumen yang
emosional, dan buruk dalam perhitungan, bisa terjebak dalam masalah
kartu kredit.
Berikut tiga masalah umum yang sering ditemui pengguna kartu kredit seperti dilansir Businessinsider, Jumat 14 Juni 2013:
1. Kartu kredit membuat Anda tidak bertanggung jawab
Ciri
khas kartu kredit adalah bank penerbit memberikan keleluasaan kepada
konsumen untuk membeli barang. Cukup keluarkan kartu sakti Anda, gesek,
selesai. Ini sangat mudah untuk membeli apa pun yang diinginkan. Terlalu
mudah, sehingga lupa telah melewati limit kemampuan finansial.
Penelitian
menunjukkan, orang yang memiliki kartu kredit lebih mudah membelanjakan
barang di toko, ataupun restoran. Apalagi ditambah dengan
promosi-promosi tertentu dan fasilitas cicilan.
2. Kartu kredit membuat Anda pelupa
Profesor
Dilip Soman dari University of Colorado, menyatakan kartu kredit
menciptakan ilusi likuiditas yang membuat konsumen bingung terkait
kemampuan untuk menghabiskan uang. Para konsumen cenderung lebih memilih
membeli item tambahan yang tidak diperlukan ketika sadar akan membayar
dengan kartu kredit.
3. Kartu kredit membuat Anda gemuk
Hampir
mirip dengan nomor dua, riset menunjukkan berbelanja dengan uang tunai
membuat Anda lebih mawas diri. Sementara itu, kartu kredit melemahkan
kontrol. Namun, konsumen cenderung membeli produk makanan yang tidak
sehat, ketika mereka membayar dengan kartu kredit daripada ketika mereka
membayar tunai. Kartu kredit melemahkan pertimbangan konsumen dengan
cara yang lebih halus.
4. Kartu kredit berikan ilusi kehidupan
Saat
ini, bank penerbit gencar untuk mengizinkan keluarga berpenghasilan
rendah untuk mendapatkan kartu kredit di atas pendapatan mereka,
sehingga memungkinkan mereka untuk hidup lebih nyaman. Tetapi, itu semua
hanya ilusi. Di balik semua itu, masyarakat berpenghasilan rendah
dituntut untuk membayar bunga mahal.
No comments:
Post a Comment