Tuesday, November 23, 2010

IHSG Melorot Hampir 64 Poin

JAKARTA, KOMPAS.com - Mayoritas saham-saham pada perdagangan Bursa Efek Indonesia Selasa (23/11/2010) terpuruk di zona merah. Indeks Harga Saham Gabungan pun melorot di bawah 3.700.

IHSG ditutup turun tajam 1,68 persen atau 63,93 poin pada 3.678,194. Sektor perbankan dan perkebunan memimpin keterpurukan indeks hari ini.

Sementara indeks Kompas100 melemah 1,78 persen, kemudian indeks LQ45 merosot 2,03 persen, serta Jakarta Islamic Index terkoreksi 1,73 persen.

Sebanyak 166 saham turun mendominasi perdagangan hari ini, dibandingkan 53 saham naik dan 80 saham stagnan. Adapun nilai transaksi mencapai Rp 5,443 triliun dari 110.648 kali transaksi dengan volume 7,533 miliar saham.

Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan pada perdagangan Bursa Efek Indonesia hari ini (23/11/2010) diperkirakan masih akan fluktuatif.

"Hari ini kami perkirakan indeks masih akan bergerak fluktuatif. Tekanan jual kami perkirakan akan mulai membayangi pergerakan indeks," sebut analis riset Panin Sekuritas, Purwoko Sartono.

Kemarin, IHSG bergerak menguat didukung oleh saham semen, infrastruktur di tengah melemahnya saham pertambangan dan konsumer. "Indeks terlihat bergerak volatile dan sempat berada di teritori negatif sebelum akhirnya menguat pada sesi 2," tambah dia.

Untuk hari ini, saham semen, bank, infrastruktur menurutnya bisa menjadi pilihan untuk trading. Adapun kisaran support-resistance adalah 3.725-3.772.


PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) akhirnya menetapkan harga rights issue saham baru seri C di level Rp3.100 per saham.

Dalam prospektus yang dipublikasikan hari ini disebutkan dengan harga Rp3.100/saham, BNI akan meraup dana segar Rp10,45 triliun dari rights issue. Harga tersebut lebih rendah dari penutupan perdagangan saham bank publik itu kemarin pada level Rp3.850.

BNI akan menggunakan 80% dari rights issue tersebut untuk menopang penyaluran kredit korporasi, usaha menengah, usaha kecil dan konsumer.

Sebanyak 15% dana itu akan digunakan untuk mengembangkan infrastruktur pada teknologi informasi, outlet, dan ATM.

Selebihnya sebanyak 5% akan digunakan untuk pengembangan anak perusahaan yaitu BNI Life, BNI Syariah, BNI Securities, dan BNI Multifinance.

BNI menerbitkan 3,37 miliar saham baru seri C pada harga Rp3.100 per saham. Setiap pemegang 500.000 saham lama seri C mempunyai 110.473 hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD).

Setiap satu HMETD memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli satu saham baru seri C yang akan diterbitkan oleh BNI.

Dalam rights issue III itu, Bahana Securities menjadi pembeli siaga saham baru seri C yan bukan merupakan porsi pemerintah Indonesia sebanyak-banyaknya 902,51 juta saham.

Setelah rights issue, pemerintah Indonesia masih menguasai 60% saham BNI, selebihnya dimiliki oleh investor publik.

Pemerintah Indonesia menyatakan tidak akan melaksanakan seluruh HMETD dalam rights issue III sebanyak 2,47 miliar HMETD.

Berdasarkan perjanjian pembelian yang diteken pada 11 November antara Kementerian BUMN dan Bahana Securities disebutkan HMETD milik pemerintah Indonesia akan dijual kepada Bahana Securities dan selajutnya akan menawarkan dan menjual saham hasil pelaksanaan HMETD kepada investor asing dan lokal. (htr)

http://bisniskeuangan.kompas.com/
http://www.bisnis.com/bursa/emiten/1id220815.html

No comments:

Post a Comment